Minggu, 11 November 2018

Berharap Boleh Tapi Jangan Berlebihan


Biar tak terpagut kecewa, saya sering menanamkan ke dalam diri saya, quote ini, "Berharap boleh, tapi jangan berlebihan", ketika mengajar anak-anak. Mengapa mengambil ungkapan ini? Karena saat mempersiapkan rencana pengajaran, saya mempunyai ekspektasi, jika murid saya begini-beginikan pastinya akan menemui jalan sukses.

Namun nyatanya, tak selalu tepat begitu, terkadang berselisih jalan. Sedikit banyak, pasti ada timbul rasa kecewa. Namun rasa kecewa akan pupus secepat kilat, saat teringat tagline tadi.
Apakah slogan ini bisa dimanfaatkan oleh guru lainnya? Saya pikir bisa. Ini hanya sekedar, afirmasi positif, agar kita tidak mudah terjerembab atau terpuruk untuk menyalahkan diri atau malahan ke anak didik.

Sehingga merasa selow saja menghadapi kegagalan. Kegagalan hanyalah dianggap debu. Setiap gagal, selalu bangkit dengan kemauan dan kemampuan berlipat-lipat. Intinya bersikap tegar bak karang setiap ada masalah.
Walaupun begitu, slogan ini bisa jadi tak kemakan setiap guru. Kenapa? Sebab setiap guru mempunyai tipikal masing-masing. Ada yang dari sononya, ceria terus. Hepi-hepi saja menyikapi apapun yang terjadi dalam kelas. Namun ada pula pemuram durja kelas berat, dikit-dikit kena masalah, ngambek.

Tentu guru macam itu kurang masuk untuk di-move on-kan dengan cara sesimpel ini. Perlulah pendampingan khusus dan segera.
Mengapa harus segera? Sebab jika tak segera, akan berdampak kurang baik dalam pola relasi antara guru dan murid. Guru tersebut akan aras-arasan saat mengajar. Sedangkan muridnya menjadi tidak respek. Akhirnya yang muncul nuansa hotel prodeo di dalam sekolah. Sesuatu yang sungguh-sungguh tak kita harapkan terjadi di dunia pendidikan kita.



Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

Tidak ada komentar