Pada tanggal 12 Agustus 2018 yang lalu, NASA berhasil meluncurkan Parker Solar Probedi Florida, setelah sebelumnya gagal diluncurkan pada hari sebelumnya. Roket riset resebut dilengkapi dengan pelindung karbon untuk melindungi badan roket dari atmosfer matahari, Corona, yang memiliki temperature hingga jutaan derajat Celsius. Tujuan dari diluncurkannya roket ini adalah untuk melihat Corona lebih dekat agar didapat jawaban akan beberapa misteri seperti melacak aliran energy dan memahami proses pemanasan didalam Corona serta menggali lebih dalam fenomena apa yang menyebabkan percepatan angin surya. Parker Solar Probe diharapkan dapat memberikan data survey statistic bagian luar dari corona.
Lalu mengapa kita harus mempelajari matahari dan angin suryanya?. Matahari adalah satu-satunya bintang yang bisa kita pelajari secara dekat. Dengan mempelajari bintang yang erat kaitannya dengan kita, harapannya kita bisa mempelajari lebih lanjut bintang-bintang lainnya yang ada di alam semesta. Matahari juga merupakan sumber cahaya dan panas bagi kehidupan di Bumi. Semakin banyak pengetahuan kita tentang matahari, semakin kita lebih memahami bagaimana kehidupan di Bumi ini berkembang.
Selain itu, Matahari merupakan sumber dari angin surya, sebuah gas terionkan yang berjalan melintasi bumi dengan kecepatan lebih dari 500 km/detik. Gangguan dari angin surya ini akan mengguncangkan medan magnet bumi dan memompakan energi ke sabuk radiasi yang akan mempengaruhi cuaca diluar angkasa. Cuaca luar angkasa ini akan mengubah orbit satelit kita dan akan mengurangi waktu hidup dari satelit kita serta menggangu peralatan elektronik yang ada di satelit. Semakin kita memahami apa saja yang mempengaruhi cuaca diluar angkasa serta bagaimana mempediksinya, semakin kita dapat melindungi satelit kita.
Parker Solar Probe akan sampai ke titik terdekat permukaan matahari dengan terlebih dahulu transit melalui bantuan gravitasi Venus. Pada 3 Oktober 2018 yang lalu, Parker Solar Probe telah sampai untuk pertama kali di Venus dan sudah memasuki Perihelion, titik terdekat sebuah objek dengan matahari, yang pertama pada 5 November 2018. Secara total, Parker Solar Probe akan melalui 24 loop mengelilingi matahari selama 7 tahun perjalanan misi. Pada akhir perjalanan, roket ini akan berada pada 3,83 juta miles dari matahari dengan kecepatan mencapai 700 ribu km/jam. Bayangkan!. Info lebih lengkap terkait timeline perjalanan Parker Solar Probe maupun posisi terkini dari roket ini dapat dilihat lebih lanjut pada link NASA dibawah artikel ini. Hingga saat artikel ini diterbitkan, Parker Solar Probe masih bekerja dalam keaadaan normal dan sehat dan pihak NASA telah menerima laporan yang dikirim dari roket tersebut dengan baik. Semoga dengan misi NASA tersebut, kita bisa memahami matahari lebih dalam dan dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan kita meramalkan kejadian luar angkasa yang dapat berimplikasi pada kehidupan kita di Bumi.
Referensi:
[1] Majalah New Scientist 18 Agustus 2018